Perbincangan Berkualitas di Kala Senja

sore hari sepulang sekolah, gua pergi ke rumahnya farras. dia salah seorang sahabat gua, tetangga gua, dan juga salah satu pendiri SB. ketika gua sampe di rumahnya, seseorang yang tidak asing lagi datang menghampiri. rupanya, bagas. dia juga merupakan sahabat gua, dan salah satu pendiri SB. walaupun dia ga tinggal di komplek yang sama, tapi dia dateng ke rumah farras. ternyata, dia datang untuk urusan bisnis, ya bisnis barunya  yaitu memory card.


bagas : "anjir...cibang ke rumah bila, malah pacaran, di telpon ga bisa, mau gua samper ga enak"
irham : "hahaha emang ngapain lu kesini?"
bagas : "ini gua nganterin memory card"

ga lama setelah perbincangan singkat itu, mobil avanza dateng. farras baru aja pulang dari rumah si doi. begitu turun, ada hal yang berbeda dari wajah cina tengil ini, ada merah di bagian pipi dan ada balutan tanda bekas dijait bagian dagu.

bagas : "eh lu ditelpon kenapa ga di angkat?"
farras : "baterenya abis gas"
irham : "hahah betah amat lu, eh napa muka lu?"
farras : "abis ribut gua di jalan"
bagas : "bacot, serius itu kenapa, ceritainlah.."
farras : "ini gua jatoh pas basket, nyerosot dagu gua, tapi untungnya gua kuat jadi ga sakit sama sekali"
bagas : "hahah masih aje lu tengil"
irham : "gua kira lu diseret anak kuliahan kaya si shota"

setelah itu, gua bertiga duduk di deket lapangan, cerita-cerita tentang kegiatan liburan, tapi sekolah gua ga ngerasain itu -___- setelah itu bagas pamit, soalnya mau les dan bisnisnya pun udah selesai.

hujan pun perlahan turun, gua diajak masuk ke ruang tamunya farras, lalu melanjutkan percakapan. gua memarkirkan motor tepat di depan rumahnya. 

dalam percakapan itu, banyak hal yang gua bicarakan. salah satunya tentang SB. ya geng yang sama-sama gua rintis bareng ketika masih duduk di bangku SMP kelas 8 tepatnya. dan sekarang SB udah cukup berkembang, entah orang-orang pada tau itu apa engga. tapi saat gua sama farras berbincang, terlintas pikiran, kalo ada hal yang mengganjal di SB. ya adanya "sekelompok orang yang lebih suka untuk berkumpul sendiri". ya mungkin mereka tipikal orang yang suka dengan hura-hura. nyatanya, SB bukan yang suka kaya gitu, SB sendiri masih memprioritaskan sekolah di urutan pertama, sekali pun bermain untuk yang menyenangkan di saat yang bener-bener tepat. dan hal yang lebih mengesalkan adalah mereka "menamainya". ya di awal pergerakan mereka, hanya sekedar kumpul untuk main PS, tapi kini mereka lebih "go public". sejujurnya, di antara gua dan farras sama-sama merasakan hal yang sama. rasa ketidaknyamanan, ya walaupun mereka memiliki hak untuk bebeas ngapain aja, tapi rasanya tetep ga enak. emang sih SB berkembang, anggota banyak dan bertambah, tapi dari sekian banyak kalo dihitung-hitung cuma 10an lah yang bener-bener. loyalitas ga sekedar geng aja, tapi persahabatan. salah satu temen gua, ucup. dia rumahnya nan jauh di parung, tapi dia sering dateng dan bela-belain futsal atau kalo misalnya SB lagi ada acara. kadang-kadang suka sedih, kalo sebenernya SB ga lebih dari 10an yang bener-bener klop. ya inilah, kenyataanya, geng memiliki banyak karakter dan perbedaan pandangan. tapi banyak hal berharga yang  bisa dimanfaatkan di kehidupan sosial kita bagaimana kita beradaptasi, bagaimana kita bersosialisasi, atau bagaimana menjaga sebuah persahabatan dan loyalitas. 

ketika maghrib dan hujan semakin deras, gua pamit ke rumah soalnya belum sholat. perbincangan berkualitas ini muncul beberapa renungan bersama.

0 komentar: